Paul V Harrison membagikan cara menangkap detail alam melalui fotografi makro
Dari kilauan halus cangkang kumbang hingga pola kaleidoskopik laba-laba merak, fotografer makro Paul V Harrison menyingkap keindahan luar biasa yang tersembunyi di sudut-sudut terkecil alam. Berasal dari Australia Barat, Paul memadukan ketepatan ilmiah dengan keingintahuan artistik untuk menangkap gambar yang sering luput dari mata telanjang. Dalam wawancara ini, ia menceritakan bagaimana ia pertama kali memulai, apa yang membuatnya tertarik memotret laba-laba, dan bagaimana Affinity memainkan peran penting dalam alur kerja pasca-pemrosesan.
Paul, ceritakan sedikit tentang diri Anda dan perjalanan fotografi Anda sejauh ini.
Saya berasal dari Lancashire di Inggris, namun saat ini saya tinggal di Perth, Australia Barat. Saya selalu tertarik pada fotografi; kamera pertama saya adalah Kodak Retinette bekas, dan kemudian saya beralih ke kamera film Pentax.
Sampai saat kuliah, saya cukup tertarik pada fotografi, tetapi setelah mulai bekerja, saya hanya mengambil "foto dokumentasi" orang dan tempat. Saya memiliki latar belakang ilmiah di bidang geologi dan geofisika dan sangat beruntung bisa tinggal dan bekerja di berbagai wilayah di dunia selama lebih dari 30 tahun terakhir.
Dalam beberapa tahun terakhir, saya memiliki lebih banyak waktu untuk benar-benar mengembangkan keterampilan saya, dan, ketika saya tidak lagi bekerja pada tahun 2019, saya menggunakan kesempatan ini untuk mencurahkan lebih banyak waktu lagi untuk fotografi. Perth memiliki komunitas fotografi yang sangat aktif dan terampil, sehingga saya bisa belajar dari para ahli di berbagai bidang seni ini.
Apa yang membuat Anda terjun ke dunia fotografi makro?
Sejak kecil, saya tumbuh dengan menonton Life on Earth karya David Attenborough dan selalu terpesona oleh alam serta dunia luar. Percobaan pertama saya dalam fotografi makro adalah dengan Pentax ME Super menggunakan lensa 50mm pada reversing ring dan lampu kilat genggam kecil.
Memotret di film slide Fuji membuat saya tidak bisa meninjau hasil foto seperti yang bisa kita lakukan sekarang dengan teknologi digital; sebagai gantinya, saya mencatat pengaturan di buku catatan agar bisa menentukan opsi terbaik untuk percobaan berikutnya. Tentu saja, sebagian besar foto gagal, tetapi hal itu tidak pernah menyurutkan semangat saya untuk mencoba.
Makro dan astrofotografi mungkin merupakan bidang favorit saya, tetapi saya menikmati hampir semua jenis fotografi, mulai dari pemotretan di studio hingga pemotretan di jalanan dan perjalanan.
Selalu ada hal baru yang bisa dipelajari. Pencahayaan potret wajah di studio tidak jauh berbeda dengan memotret laba-laba, jadi saya selalu mencari crossover yang bisa membawa fotografi saya ke level berikutnya.
Fotografi juga menjadi alasan saya untuk bepergian dan mengunjungi tempat-tempat yang mungkin sebelumnya tidak ada dalam daftar saya. Saya sangat beruntung bisa mengunjungi India pada awal tahun 2020 untuk menghadiri Festival Holi di Vrindavan. Tiga hari memotret di kuil-kuil yang gelap sementara air dan pewarna beterbangan ke mana-mana pada awalnya bukanlah pengalaman yang ideal bagi saya, tetapi saya sangat menyukainya dan pasti akan kembali ke India.
Apa yang membuat laba-laba menjadi subjek yang menarik untuk Anda potret?
Saya baru menemukan Laba-laba merak pada tahun 2016. Saya sedang memotret bunga di taman lokal di Perth ketika sesuatu yang kecil dan merah bergerak melintasi bingkai. Saya mengambil beberapa bidikan, kemudian mencari info di internet dan mengetahui bahwa itu adalah Maratus clupeatus.
Laba-laba lompat yang kecil (biasanya 2-5mm) ini sungguh menakjubkan. Mereka memiliki penglihatan yang tajam untuk berburu mangsa, sehingga mereka sangat menyadari kehadiran Anda dan akan memperhatikan saat Anda mencoba mengambil posisi untuk memotretnya. Selama musim kawin, pejantan mengembangkan bulu berwarna yang paling mencolok, dan banyak spesies yang melakukan gerakan tarian yang rumit untuk menarik perhatian betina.
Warna tubuh dan mata mereka menjadinya subjek yang sempurna untuk fotografi makro, dan spesies baru masih terus ditemukan di seluruh Australia. Di Australia Barat keberagaman varietasnya tampak sangat melimpah, dan mereka hidup di berbagai habitat, mulai dari puncak gunung yang terpencil hingga bukit pasir di belakang pantai.
Ada beberapa lokasi yang berjarak 15 menit perjalanan dari rumah saya di mana saya dapat memotret mereka di habitat alaminya, dan hal ini tentu menambah daya tarik. Saya senang bisa berbagi foto-foto makhluk-makhluk yang luar biasa ini, dan saya berharap dengan meningkatkan kesadaran akan membantu melindungi kantong-kantong keanekaragaman hayati di sekitar kita.
Bagaimana cara Anda mendapatkan bidikan makro yang sempurna?
Pertama, utamakan keselamatan. Sebaiknya periksa area semak yang akan Anda datangi, tidak semua reptil di Australia cocok untuk dijadikan hewan peliharaan di rumah!
Seperti halnya dalam fotografi, penting untuk memahami peralatan yang Anda gunakan. Satu manfaat memotret dengan lampu kilat yaitu, pengaturannya tidak banyak berubah sewaktu pemotretan, jadi Anda bisa fokus pada pembingkaian, meminimalkan gangguan di latar belakang, dan mendapatkan fokus yang tepat. Saya suka membidik menggunakan mode manual untuk semuanya, termasuk fokus, supaya hasilnya dapat dengan mudah ditumpuk fokusnya nanti di Affinity.
Saya juga menyarankan orang-orang untuk mempelajari sedikit tentang subjek yang akan difoto, musim apa yang terbaik, waktu, dan habitat umumnya. Kesabaran sering kali diperlukan, dan sedikit keberuntungan juga tentu membantu!
Terakhir, pertimbangkan untuk berinvestasi dalam biaya pendidikan. Sebagai fotografer, kita sering kali ingin sekali menghabiskan uang untuk membeli perlengkapan baru, padahal sering kali teknik yang buruklah yang sebenarnya membatasi hasil foto Anda.
Peralatan apa yang saat ini Anda gunakan, terutama untuk fotografi makro?
Saat ini saya memotret dengan Canon 5D MkIV, dan lensa andalan saya adalah lensa makro Canon MP-E 65mm yang tangguh. Saya memadukannya dengan lampu flash Yongnuo YN24EX dan beberapa diffuser buatan sendiri. Saya juga menggunakan lensa makro Sigma 105mm, yang menurut saya lebih cocok untuk flora.
Saya memulai hanya dengan lensa Sigma, yang bisa mencapai perbesaran 1:1, lalu dengan extension tube, saya bisa memotret lebih dekat lagi. Setelah beberapa musim memotret menggunakan kombinasi tersebut, saya merasa siap untuk beralih ke MP-E. Lensa ini mulai dari 1:1, dan saya biasanya membidik sambil menggenggam kamera pada perbesaran 2:1 atau lebih tinggi saat memotret laba-laba loncat.
Pengaturan apa yang akan Anda rekomendasikan bagi mereka yang baru saja memulai fotografi makro?
Memiliki lensa makro yang layak, merupakan awal yang bagus, banyak di antaranya yang juga bisa digunakan sebagai lensa potret yang istimewa, jadi tidak harus lensa makro khusus. Saya mulai dengan memotret bunga; mereka tidak banyak bergerak seperti laba-laba! Anda bisa membidik tanpa lampu kilat, tetapi setelah Anda melakukan pemotretan 1:1, pencahayaan tambahan akan bisa sangat membantu. Anda juga harus membidik pada atau tepat di bawah kecepatan sinkronisasi lampu kilat.
Ada diffuser yang bisa Anda buat sendiri di rumah, sehingga Anda dapat menggunakan lampu kilat normal pada kamera untuk pekerjaan makro, saya sarankan Anda mencari di YouTube untuk mencari beberapa desain DIY. Saya juga menaikkan ISO sedikit, ke 160 atau 200, supaya lampu kilat tidak perlu bekerja terlalu keras apabila memotret dalam mode burst.
Kedalaman bidang menjadi tantangan utama dalam fotografi makro-karena ukurannya sangat sempit. Saya biasanya melakukan stop down ke sekitar f/7.1 untuk mendapatkan kedalaman bidang sekaligus mempertahankan ketajamannya. Pelajari cara memegang kamera dan membidik dalam mode burst sambil mendekat ke arah subjek, memang lebih sulit daripada kedengarannya, tetapi jika Anda bisa menjaga bidang fokus tetap sejajar, gambar akan lebih mudah ditumpuk saat pasca pemrosesan.
Fitur focus stacking di Affinity memungkinkan Anda menyesuaikan gambar mana yang masuk dalam stack, dan sebagian set mungkin perlu waktu tambahan untuk mendapatkan hasil yang pas.
Kadang-kadang, kedalam bidang yang sempit justru bisa digunakan untuk menonjolkan bagian tertentu dari bunga atau hewan dalam satu foto. Terakhir, jangan langsung mencoba memotret subjek terkecil yang bisa Anda temukan, keindahan alam tetap menakjubkan tanpa harus membidik pada rasio 1:1 atau lebih.
Saya memposting semua pengaturan saya untuk setiap bidikan di akun Instagram saya (@pvharrison), Anda bisa selalu mengeceknya untuk mendapatkan saran.
Apa yang pertama kali membuat Anda tertarik pada Affinity, dan bagaimana Anda menggunakannya dalam alur kerja pasca-pemrosesan untuk berbagai jenis fotografi?
Saya mulai menggunakan Affinity pada bulan Mei 2017 ketika saya mulai menekuni fotografi secara lebih serius. Awalnya saya tertarik pada aplikasi ini karena dilengkapi focus stacking dan menggunakan lisensi sekali pakai, bukan langganan. Saya mempelajari sebagian besar tutorial di YouTube dan menyukai fleksibilitas yang ditawarkannya saat pasca-pemrosesan.
Untuk fotografi makro, pasca-pemrosesan biasanya cukup mudah. Saya ingin mempertahankan warna-warna alami, tetapi menggunakan dodge dan burn secara selektif untuk menonjolkan subjek. Alat Kuas Inpainting selalu digunakan untuk menghilangkan debu sensor dari file akhir, fotografi makro mudah membuat debu terlihat jelas!
Saya menggunakan lebih banyak lagi fitur program ketika memproses gambar lanskap dan astrofotografi bidang lebar.
Apakah Anda memiliki kenangan atau pengalaman paling membahagiakan dalam fotografi?
Memotret Aurora Borealis di Islandia pada tahun 2018 adalah hal yang tak terlupakan. Saya sangat beruntung berada di sana bersama almarhum Dale Sharpe yang hebat dan beberapa fotografer lainnya. Saat itu jam 3 pagi, cuaca sangat dingin, dan kami sudah bangun sejak sebelum matahari terbit, tetapi langit semakin cerah, dan semangat kelompok kami semakin membara. Setiap kali saya melihat salah satu foto dari malam itu, saya langsung teringat kembali.
Apa bidikan favorit Anda sampai saat ini dan mengapa?
Itu adalah pertanyaan yang sulit dijawab, karena saya selalu menantikan pemotretan berikutnya. Namun, pada musim lalu, saya akhirnya berhasil memotret Maratus azureus jantan dalam mode tampilan penuh. Butuh waktu beberapa tahun bagi saya untuk mendapatkan bidikan ini, dan saya sangat gembira.
Saya menemukan seekor betina di atas ranting yang terpencil dan sedang mengamati lokasinya sambil mengikuti pergerakan si jantan. Saya bisa melihat ada peluang untuk mengambil foto, jadi saya mengambil posisi lebih awal dan siap memotret saat dia mulai menampilkan gerakannya. Lampu kilat yang menyebar dengan baik menyoroti warna-warnanya pada latar belakang yang minimalis dan gelap.
Apakah ada foto yang tidak ada dalam portofolio Anda, tetapi selalu membawa kenangan indah bagi Anda? Jika ada, apa cerita di baliknya?
Pada akhirnya, foto-foto yang paling berkesan bagi saya adalah foto teman dekat dan keluarga. Seringkali bukan yang paling teknis, tetapi pastinya yang paling berarti. Saya memiliki foto hitam-putih ayah saya yang saya ambil di English Lake District ketika saya masih kuliah, dan foto itu tetap menjadi salah satu favorit saya.
Jika bisa memotret di mana pun di dunia, ke mana Anda akan pergi dan mengapa?
Terlalu banyak yang bisa dipilih. Saya menyadari bahwa semakin sering Anda bepergian, semakin besar keinginan Anda untuk melihat dan mengalami hal baru. Saya ingin sekali memotret di Kutub Utara, dan meskipun saya sudah pernah ke Nepal tiga kali (bagi para penggemar Gavin dan Stacey di luar sana), saya ingin sekali kembali ke dataran tinggi Himalaya dengan kamera besar.
Namun, saya sangat yakin bahwa salah satu kunci kebahagiaan adalah dengan menikmati apa yang ada di sekitar kita saat ini. Sementara itu, saya akan menghabiskan waktu luang dengan berburu foto laba-laba Merak di barat daya Australia Barat dan menikmati langit malam yang indah di sini, di WA.
Menurut Anda, apa aspek yang paling menyenangkan dan paling menantang dari pekerjaan Anda?
Tidak diragukan lagi, bagian yang paling menyenangkan adalah menjalankan sesi les privat untuk membantu orang lain mengembangkan keterampilan, teknik dan visi fotografi mereka. Ketertarikan saya terhadap alam sejak kecil tidak pernah pudar, dan sangat menyenangkan melihat seseorang mengabadikan foto laba-laba merak untuk pertama kalinya.
Selalu menyenangkan berada di luar ruangan untuk mengambil foto, meskipun tidak selalu menghasilkan sesuatu yang menakjubkan. Saya paling senang berdiri di lereng gunung atau di ombak setinggi lutut, menunggu cahaya berganti.
Sebagai seorang ilmuwan sepanjang hidup, saya sudah terbiasa dengan aspek fisika dan teknis fotografi; tantangan saya adalah terus mengembangkan sisi artistik dalam karya saya.
Temukan lebih banyak karya fotografi Paul di situs webnya dan di akun Instagramnya @pvharrison.